Kawasan Istana Kerajaan Luwu
Bagi anda penggemar wisata sejarah,
maka wajib mengunjungi Kawasan Istana Kerajaan Luwu, yang ada di pusat
Kota Palopo. Istana ini dibangun oleh Pemerintah Kolonial Belanda sekitar tahun 1920-an, di
atas tanah bekas "Saoraja". Istana sebelumnya terbuat dari kayu, konon
bertiang 88 buah yang diratakan dengan tanah oleh Pemerintah Belanda.
Bangunan permanen ini dibangun dengan
arsitektur Eropa, oleh Pemerintah Kolonial Belanda. Dimaksudkan untuk
mengambil hati Penguasa Kerajaan Luwu, tetapi oleh kebanyakan bangsawan
Luwu dianggap sebagai cara untuk menghilangkan jejak sejarah Kerajaan
Luwu sebagai kerajaan yang dihormati dan disegani kerajaan-kerajaan lain
di jazirah Sulawesi secara khusus dan Nusantara secara umum.
Istana Luwu menjadi pusat pengendalian wilayah Kesultanan Luwu yang luas oleh penguasa kerajaan yang bergelar Datu dan atau Pajung.
Di Kerajaan Luwu, terdapat dua strata penguasa/raja yaitu Datu kemudian
di tingkat lebih tinggi Pajung. Di dekat Istana Luwu terdapat pula
Masjid Jami yang usianya sangat tua dan keseluruhan dindingnya terbuat
oleh batu yang disusun.
Di Istana Luwu terdapat dua bangungan,
yaitu Langkanae dan Salassae. Langkanae adalah sebutan kata lain dari
istana. Langkanae ini dijadikan cagar budaya buatan Belanda untuk
menggantikan Langkane yang dulu. Belanda membangunnya untuk kedatuan
ketika Langkanae terbakar. Sedangkan Salassae adalah tempat pertemuan
atau perjamuan para tamu-tamu istana.
Di dalam Istana Kedatuan Luwu terdapat
berbagai benda pusaka. Di antaranya, terpajang dalam lemari kaca,
sertifikat Pahlawan Nasional RI bagi (almarhum) Andi Jemma
ditandatangani Presiden Megawati Soekarnoputri pada 2004.
Ada boneka sepasang manekin berpakaian
pengantin ala Luwu. Pelaminan khas adat setempat. Silsilah 23 generasi
Pajung-e ri Luwu atau pohon famili dari raja-raja Kedatuan Luwu. Juga
terpampang legenda Batara Guru.
Tersimpan beragam senjata pusaka berupa
keris. Di dalam lemari kaca, terpajang piring antik, alat musik kecapi,
guci, keramik, dan bosara’ (wadah penyimpan panganan tradisional).
Susunan raja-raja Kedatuan Luwu turut menghiasi dinding.
Peninggalan yang ada di Istana Luwu
tidak berupa Mahkota, tetapi berbentuk Besi Pakka dan Bunga Waru, yang
hanya dipakai oleh datu, yang merupakan simbol Dewata Matenruliwawo. Di
Istana Luwu juga terdapat Songko’ Pameri.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar