Dari Wikipedia bahasa Indonesia, ensiklopedia bebas
.
Ia adalah Putra dari Raja Gowa ke XXXIV yaitu I'Makkulau Daeng Serang
Karaengta Lembang Parang Sultan Husain Tu Ilang ri Bundu’na (Somba
Ilang) dan I Cella We'tenripadang Arung Alita, putri tertua dari La
Parenrengi Paduka Sri Sultan Ahmad, Arumpone Bone. Andi Mappanyukki
mempunyai seorang istri yaitu I Mane'ne Karaengta Ballasari. Ia juga
mempunyai beberapa anak antara lain
Ia sejak berusia 20 tahun sudah mengangkat senjata untuk berperang mengusir kolonial
Belanda, perang yang dilakoni dimasa muda itu takala mempertahankan pos pertahanan kerajaan
Gowa di daerah Gunung Sari.
Pada tahun
1931
atas usulan dewan adat ia diangkat menjadi Raja Bone ke-XXXII dengan
gelar Sultan Ibrahim, sehingga ia bernama lengkap Andi Mappanyukki
Sultan Ibrahim. Karena menolak bersekutu dengan Belanda Ia pun “di
turunkan” dari sebagai raja Bone oleh kekuatan dan kekuasaan Belanda,
kemudian di asingkan bersama "Istri permaisurinya I' Mane'ne Karaengta
Ballasari" dan Putra Putrinya selama 3,5 tahun di Rantepao,
Tana Toraja.
Andi Pangerang Petta Rani yang lahir dari Istrinya yang bernama I
Batasi Daeng Taco dan dari Istrinya yang bernama Besse Bulo lahirlah
Putranya yaitu
Andi Abdullah Bau Massepe
yang dikenal juga sebagai pejuang kemerdekaan dan mendapat gelar
Pahlawan Nasional. Adapun Putrinya yang dilahirkan dari Istri
Permaisurinya I Mane'ne Karaengta Balla Sari Bernama Andi Bau Tenri
Padang Opu Datu ikut berjuang bersama suaminya
Andi Djemma Datu Luwu (Raja Luwu) yang berasal dari
Sulawesi Selatan.
Ia Mangkat pada tanggal
18 April 1967
di Jongaya (Jl. Kumala no.160 Makassar dan masih terjaga dan terawat
sampai sekarang sebagai Rumah Ex. Raja Bone Andi Mappanyukki), dimana
daerah ia juga dilahirkan. Makamnya tidak diletakkan di pemakaman
raja-raja Gowa atau Bone lazimnya, tetapi oleh masyarakat dan pemerintah
Republik Indonesia Makamnya di letakkan di Taman makam Pahlawan
Panaikang Makassar (Ujung Pandang) dengan upacara kenegaraan.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar